» » Renungan Menjelang Akhir Bulan Suci

Jantung ini serasa berhenti berdetak, tatkala menyaksikan begitu parahnya penerimaan anak didik di sekitar kita.

Seringkali diminta mengajarkan ke anak-anak didik kita tentang kejujuran, namun kita sendiri mengoyak-oyaknya tanpa didasari nurani.

Kita ajarkan ke anak didik tentang moralitas & integritas, tapi tanpa peduli kita sendiri yang mengingkari. Hikmah puasa Ramadhan seakan sedikitpun tak mewarnai.

Mereka seakan menutup hati, tatkala banyak orang tua & isak tangis anaknya harus rela menerima kenyataan pahit. Hasil belajar & kerja keras seakan tak berarti, tatkala nilai-nilai mereka yang tinggi harus kandas dengan anak lain yang jauh di bawahnya, namun lebih dipilih karena iming-iming materi & kompensasi kepentingan duniawi.

Apakah seperti ini potret pendidikan di negeri ini?
Kadang sering mendengar celoteh anak "pintar gak penting, toh semua yang penting uang".
Mungkin mereka menyadari kenyataan hidup ini, tapi apakah semua harus begini.
Apalah artinya kita diminta mendidik mereka untuk jujur, giat belajar, dan berbuat dengan hati nurani, kalau kita sendiri harus gigit jari.

Marilah kita coba untuk merenung di bulan ini, barangkali masih ada sebersit nurani.
Kita coba tengok daerah sekeliling kita yang mencoba menggunakan sistem IT, sebagai bentuk transparansi. Siapapun dengan mudah dan terbuka dapat memantau peringkat putra-putrinya.
Semoga masih ada secercah harapan di masa depan nanti. Penerapan Sistem IT barangkali menjadi solusi.


Semoga bisa menjadi renungan diri
menjelang akhir bulan suci.

Gambar:
(barangkali sebagai bukti & diterapkan di masa depan nanti)


 

Tentang Unknown

Seorang kontributor blog yang aktif jadi pengembang konten sekolah atau konten pendidikan
«
Lanjut
Posting Lebih Baru
»
Balik
Posting Lama

Tidak ada komentar:

Beri komentar